Mencit...udah itu aja


Hewan termasuk makhluk ciptaan-Nya yang paling banyak di muka Bumi ini selain kita sebagai manusia. Banyak diantaranya dijadiin hewan  peliharaan. Seperti gue halnya. 

Gue udah lama banget memelihara kucing dari kecil. Dari yang warnanya tiga macem, yang subur banget sampe ngelahirin 24 ekor kucing yang unyu, sampe yang gesit banget kalo lagi main. Tapi semua berakhir dengan kesedihan, umur mereka ga ada yang tahan dalam 1 tahun. Gue jadi sedih. Gue gatau mereka bisa ninggalin gue gitu aja. Mungkin takut ato kesurupan kali ya tinggal bareng gue?


Kebanyakan kucing biasanya ngelus-ngelus kaki kita kalo lagi laper, ato terkadang kucing gue malah teriak-teriak ga jelas deket gue. Malah banyak dari ngeongan mereka gue hiraukan begitu aja karena saking sibuknya bikin laporan praktikum dan jurnal. Untung aja kucing gue ga ngancem buat bunuh diri kalo ga dikasih makan, walopun mereka selalu aja tiada.

Kita sebagai umat manusia, seharusnya bisa ngerti dan paham dari setiap perkataan kaum mereka. Kalo dipahamin dari arti dia mengeong, kira-kira begini:

“meong, meyoong..meyoooong MEYOOOOOONNGG!! BENCONG!!”
yang artinya:

“Wahai budak, beri aku makan..makaaann...makaaaaaannn!!”

Kadang-kadang kalo gue angkat tinggi-tinggi kucing gue, dia mengeong dengan kasarnya, kira-kira dia bilang begini:

“MEYOOONGG YOOONGGG YOOOONNGGGG!!”

yang artinya:

“BUDAAAKK BEGOOO!! TURUNIN GUE KAMPREEETT!!”

Selain dijadiin hewan peliharan, hewan terkadang digunakan untuk praktikum. Beberapa contohnya yaitu mencit dan tikus. Hewan-hewan imut, putih, menggemaskan dan eek-nya parah juga terkadang ini, rela membiarkan tubuh mereka buat dijolimmi, terlebih lagi gue yang paling sering jolimmi mereka. Maafkan aku Cicit, Icit, Nyingnyit, Susi, Beni, Budi, Susan, Jon, dan Hime . *panggilan mencit-mencit dan tikus yang udah gue jolimmi.

Terkadang gue kasihan juga dengan hasil joliman gue. Dari gue gerayangi ato gue pegang badan mereka, elus-elus, sampe gue colek-colek dengan jemari-jemari kotor gue.

Kalo mereka bisa berbahasa seperti kaum kita, mungkin banyak dari mereka yang demo dengan aksi jolim gue terhadap kaum mereka. Bisa jadi bawa pamflet-pamflet ato poster-poster yang bertuliskan “HAPUS KEZOLIMAN MAO TERHADAP KAUM KITA!”, “KALO ANAK-ANAK KITA SUDAH DIGERAYANGI, MAU JADI APA KAUM KITA?”, bahkan “ADILI PARA PENGGERAYANG!!”.

Tapi ini semua harus gue lakuin apapun resikonya. Memang susah menjadi praktikan, sering digalauin sama dosa jolim yang diperbuat dengan tuntutan praktikum.

Ga banyak dari hewan percobaan yang udah gue lakuin berakhir dengan manis. Kebanyakan dari hewan-hewan unyu itu harus dibunuh setelah praktikum selesai. Pembunuhan ini dilakuin selesei praktikum hampir ditutup.

Prosesi pembunuhanpun menjadi pusat perhatian bagi kami. Terutama bagi temen-temen gue yang cewek. Mereka ga tega ngeliat hewan-hewan pengerat ini dibunuh gitu aja, temen-temen gue yang cowok juga kek gitu sebagian. Mereka ga tega juga ngebunuh hewan unyu ini. Mungkin belum puas ‘grepe-grepe’ tubuh hewan tak berdosa ini kali yak? Termasuk gue juga sih. *plak*.

Salah satu pembunuhan yang paling tragis yang pernah ada, terjadi pada praktikum farmakologi pada tanggal 18 Oktober 2013. Waktu itu kita lagi melakukan percobaan toksisitas sianida terhadap mencit. Sianida merupakan salah satu senyawa beracun yang dapat membunuh dalam waktu yang cepat. Dan kita meminumkan senyawa ini kepada mencit. Kejam bukan?

Sehabis kita meminumkan racun tadi ke makhluk-makhluk unyu yang tersedia, kita harus nunggu beberapa menit untuk melihat apakah racunnya bereaksi apa ga. 5 menit, masih anteng aja nih mencit-mencit. 10 menit kemudian, nih makhluk masih aja mangap-mangap. 15 menit..30 menit...kampret..nih mencit-mencit kagak mati-mati.

Setelah berbincang-bincang dengan aslab, akhirnya kita mutusin buat ngebunuh semua mencitnya. Muahahhaa.

Kita disuruh buat ngebunuh mencit-mencitnya dengan cara yang benar sesuai yang diajarkan diktat. Yaitu dengan cara menahan lehernya, lalu menarik ekornya dengan sekuat tenaga sampe putus tak berdaya. Tapi, ada cara yang unik yang dilakuin temen gue bang Ika. Dia ngebunuh dengan cara yang dimprovisasi. Digepengin.

Sebelum tragedi ini dimulai, bang Ika mengambil 1 ekor mencit.

Ciiiiitt ciiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt!!

Si Kim U Ul (baca: ki mul) mulai berteriak. *Mencit Ika*. Yang artinya:

Tidaakk tidaaaaaakk!!

Bang Ika mulai meletakkan Kim U Ul di lantai. Dengan posisi Kim U Ul yang tengkurep Ika mulai mengangkat kakinya. Dan..

Crotttt..

Ingus gue tetiba muncrat.

Tanpa sepengetahuan gue, kaki bang Ika secara sempurna telah menempel di lantai, dan secara sukses menggetarkan seisi laboratorium.

Badan Kim U Ul terbelah menjadi dua, dan gepeng. Semua mencit yang ada di laboratorium seketika terdiam dan menganga. Si Seu Geung (baca: Sugeng) *mencit yang sekandang dengan Kim U Ul* termenung dan sempat mengeluarkan air mata.

Kim U Ul sekarat, tapi dia sempat memberikan kata-kata terakhirnya sambil melirik Seu Geung yang mulai

Ciiitt ciiitt.. ciitt..

Yang artinya:

Maafkan aku sayang, aku cinta kamu..

Begitu tragis. Gue ga nyangka bang Ika bisa ngelakuin itu semua. Kematian mencit yang sangat menyedihkan dan mengharukan. Gue jadi kepengen belajar tekniknya. #plak

Kemudian bang Ika dengan secara polos ngambil kantong kresek dan tak lupa meminta maaf kepada pasangan Kim U Ul yang ada didalam kandang.

“Maafkan aku, aku terpaksa melakukannya. Ini jalan yang terbaik.” Bang Ika mulai bergumam.

“Kau akan menemuinya di surga, karena kau selanjutnya!! Muahahhaa!!” bang Ika mulai teriak-teriak ga jelas.

Bukan, bagian yang terakhir itu lebay.

Setelah kejadian bang Ika yang ngebunuh mencit dengan cara yang tak lazim itu, kita mulai takut untuk ngebunuh mencit-mencit ini. Trauma akan hasil pembunuhan bang Ika, akhirnya para asisten labor kami turun tangan untuk membasmi makhluk-makhluk lucu tak berdaya ini.

Gue yakin pasti ada hikmah dari kejadian ini. Mungkin salah satu diantaranya adalah....bunuhlah mencit dengan cara yang benar. Sekian.

5 komentar:

Unknown mengatakan...

Nama gue kok bayak di bawa-bawa ya?
tapi bagus deh mao,ko bangkit dari kubur juga..hahaha *ketawa nista
And always good story..

Unknown mengatakan...

ngahaha nama lo kece soalnya :D thanks the next leader of Nero's gangster :D

wennyawee mengatakan...

hello master mencit :p

Unknown mengatakan...

hallo jugak :p

Unknown mengatakan...

hahahahahahahah,

Posting Komentar

 
Copyright © Monyet Absurd